Bagi yang merasa dirinya orang Samarinda atau yang terlahir di Samarinda, pastinya belum sah kalo belum tau sejarah nya kota kita tercinta ini. Nah, saya mau bagi-bagi pengetahuan nih tentang asal-usul terbentuknya kota Samarinda. Dan sejarah ini saya dapat dari id.wikipedia.org yang dirangkum lagi secara singkat.
SEJARAH KOTA SAMARINDA
Diawali dengan kekalahan kerajaan Gowa yang mengharuskan Sultan Hasanuddin menandatangani perjanjian yang dikenal sebagai "Perjanjian Bongaja" pada 18 Nopember 1667. Namun, sebagian orang Bugis Wajo dari kerajaan Gowa tidak mau tunduk terhadap isi perjanjian tersebut, sehingga mereka meneruskan perjuangan dan perlawanan terhadap Belanda. Sedangkan rombongan yang dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona, berhijrah ke daerah kerajaan Kutai. Kedatangan rombongan dari kerajaan Gowa tersebut diterima baik oleh Sultan Kutai.
Raja Kutai memberikan lokasi sekitar kampung melantai, yaitu suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha pertanian, perikanan dan perdagangan untuk rombongan tersebut. Semua rombongan memilih daerah sekitar muara Karang Mumus.
Dengan rumah rakit yang berada diatas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lain, melambangkan tidak ada perbedaan derajat, semua memiliki derajat yang "sama". Dengan lokasi disekitar muara sungai yang berulak dan di kanan kiri sungai daratan atau "rendah" maka diperkirakan istilah inilah yang membuat lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan SAMARENDAH. Namun, lama-kelamaan ejaan nya menjadi SAMARINDA. Karena orang-orang Bugis Wajo ini mulai bermukim di Samarinda pada bulan Januari 1668. Pada kurun waktu itu juga ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Samarinda, yaitu tanggal 21 Januari 1668.
SEJARAH KOTA SAMARINDA
Diawali dengan kekalahan kerajaan Gowa yang mengharuskan Sultan Hasanuddin menandatangani perjanjian yang dikenal sebagai "Perjanjian Bongaja" pada 18 Nopember 1667. Namun, sebagian orang Bugis Wajo dari kerajaan Gowa tidak mau tunduk terhadap isi perjanjian tersebut, sehingga mereka meneruskan perjuangan dan perlawanan terhadap Belanda. Sedangkan rombongan yang dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona, berhijrah ke daerah kerajaan Kutai. Kedatangan rombongan dari kerajaan Gowa tersebut diterima baik oleh Sultan Kutai.
Raja Kutai memberikan lokasi sekitar kampung melantai, yaitu suatu daerah dataran rendah yang baik untuk usaha pertanian, perikanan dan perdagangan untuk rombongan tersebut. Semua rombongan memilih daerah sekitar muara Karang Mumus.
Dengan rumah rakit yang berada diatas air, harus sama tinggi antara rumah satu dengan yang lain, melambangkan tidak ada perbedaan derajat, semua memiliki derajat yang "sama". Dengan lokasi disekitar muara sungai yang berulak dan di kanan kiri sungai daratan atau "rendah" maka diperkirakan istilah inilah yang membuat lokasi pemukiman baru tersebut dinamakan SAMARENDAH. Namun, lama-kelamaan ejaan nya menjadi SAMARINDA. Karena orang-orang Bugis Wajo ini mulai bermukim di Samarinda pada bulan Januari 1668. Pada kurun waktu itu juga ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Samarinda, yaitu tanggal 21 Januari 1668.
0 comments:
Posting Komentar